Seperti yang kita ketahui, kalimat merupakan susunan dari beberapa kata yang memiliki makna. Dalam bahasa Indonesia banyak digunakan definisi kata, seperti kata kerja, kata benda, kata sifat, kata sambung, kata hubung, kata tanya, dan sebagainya. Begitupun dengan bahasa Arab, memiliki banyak istilah kata yang kurang lebih sama dengan bahasa Indonesia. Hanya saja, dalam bahasa Arab, seluruh kata yang ada bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu fi’il (kata kerja), isim (kata benda, kata sifat[1]), dan huruf (kata sambung, kata hubung[2]). Perhatikan contoh kalimat berikut ini:
ذَهَبَ زَيْدٌ إِلَى المَدْرَسَةِ
(Zaid telah pergi ke sekolah)
Kalimat di atas memiliki tiga unsur penyusun:
- Fi’il (kata kerja)
- Isim (kata benda)
- Huruf Arab yang memiliki makna
Untuk contoh kalimat di atas, “ذَهَبَ”adalah kata kerja (fi’il) , “زَيْدٌ”dan “المَدْرَسَةِ” adalah kata benda (isim) berupa nama orang dan nama tempat, dan “اِلَى” (ke) adalah huruf. Hanya ketiga unsur ini yang ada pada kalimat bahasa Arab meskipun setiap unsur ini memiliki jenis dan pembagian yang bermacam-macam. Pada pengantar ini, kita akan mempelajari semua jenis pembagian fi’il, isim, dan huruf yang wajib diketahui dan dipahami oleh para pemula.
A. Mengenal Fi’il
Fi’il umumnya dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai kata kerja seperti كَتَبَ telah menulis) danعَلِمَ (telah mengetahui). Dalam bahasa Arab, kata kerja ada 3 jenis[3]:
- Fi’il Madhi ( الفِعْلُ المَاضِيْ )
Fi’il madhi adalah kata kerja untuk masa lampau yang memiliki arti telah melakukan sesuatu. Contohnya:كَتَبَ (telah menulis) atau عَلِمَ (telah mengetahui).
- Fi’il Mudhari’ ( الفِعْلُ المُضَارِعُ )
Fi’il mudhari’ adalah kata kerja yang memiliki arti sedang atau akan melakukan. Contohnya: يَكْتُبُ (sedang menulis) atau يَعْلَمُ (sedang mengetahui).
- Fi’il Amar ( فِعْلُ الأَمْرِ )
Fi’il amar adalah kata kerja untuk perintah. Contohnya: اُكْتُبْ (tulislah!) atau اِعْلَمْ (ketahuilah!).
Berikut ini tabel contoh ketiga jenis fi’il untuk berbagai kata kerja.
No. | Fi’il Madhi | Fi’il Mudhari’ | Fi’il Amar |
1 | نَظَرَ (telah melihat) |
يَنْظُرُ (sedang melihat) |
اُنْظُرْ (lihatlah!) |
2 | جَلَسَ (telah duduk) |
يَجْلِسُ (sedang duduk) |
اِجْلِسْ (duduklah!) |
3 | فَتَحَ (telah membuka) |
يَفْتَحُ (sedang membuka) |
اِفْتَحْ (bukalah!) |
4 | سَمِعَ (telah mendengar) |
يَسْمَعُ (sedang mendengar) |
اِسْمَعْ (dengarkan!) |
5 | حَسِبَ (telah menghitung) |
يَحْسِبُ (sedang menghitung) |
اِحْسِبْ (hitunglah!) |
Untuk rumus perubahan dari fi’il madhi ke fi’il mudhari serta fi’il amar dibahas pada Ilmu Sharaf[4].
B. Mengenal Isim
Isim secara bahasa memiliki arti “yang dinamakan” atau “nama” atau “kata benda”. Sedangkan menurut ulama nahwu, isim adalah:
كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِيْ نَفْسِهَا وَلَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَنٍ
“Kata yang mengandung sebuah makna pada dirinya dan tidak berkaitan dengan waktu”[1]
Dari definisi di atas, kita bisa mengetahui bahwa Isim merupakan lawan dari fi’il dari sisi keterkaitannya dengan waktu. Semua kata yang memiliki kandungan makna yang tidak terkait dengan waktu (telah, sedang, akan datang), maka kata tersebut termasuk isim. Karena tidak dibatasi dengan waktu, maka isim termasuk kata yang paling banyak jenisnya. Beberapa contoh kata yang termasuk jenis isim:
- زَيْدٌ artinya Zaid (isim ‘alam: nama orang)
- هٰذَا artinya “ini” (isim isyarah: kata tunjuk)
- أَنَا artinya “saya” (dhamir : kata ganti)
C. Mengenal Huruf
Huruf (الْحَرْفُ) secara bahasa memiliki arti huruf seperti yang kita kenal dalam bahasa Indonesia yang ada 26 huruf. Sedangkan dalam bahasa Arab kita mengenal ada 28 huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah, melainkan huruf hijaiyah yang memiliki arti, seperti:
وَ (dan), فَ (maka), بِ (dengan), لِ (untuk),
سَ (akan), كَ (seperti)
Huruf yang dimaksud di sini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu huruf saja, tetapi juga disusun dari dua atau lebih huruf yang memiliki makna, contohnya:
مِنْ (dari), اِلَى (ke), عَنْ (dari) , عَلَى (di atas), فِيْ (di dalam)
Bagi pemula, setidaknya harus menghafal dan memahami 3 kelompok huruf:
- Huruf Jar
- Huruf Nashab
- Huruf Jazm
Dikarenakan huruf nashab dan huruf jazm sangat berkaitan erat dengan fi’il, maka kedua jenis huruf ini akan dibahas pada bab selanjutnya setelah membahas pola kalimat menggunakan kata kerja (fi’il).
[1] Lihat penjelasannya dalam Syarah Mukhtashar Jiddan oleh Syaikh Ahmad Zaini Dahlan.
[1] Hanya pendekatan saja. Umumnya kata benda dan kata sifat termasuk isim. Bukan berarti seluruh kata sifat adalah Isim. Karena ada kata sifat dalam Bahasa Arab yang masuk dalam kelompok kata kerja (fi’il)
[2] Hanya pendekatan saja. Umumnya kata sambung dan kata hubung adalah huruf. Namun, tidak sedikit kata sambung atau kata hubung yang termasuk kelompok Isim.
[3] Pembagian fi’il menjadi seperti ini lebih mirip tata Bahasa Inggris yang mengenal istilah past tense (masa lampau), present continous tense (sedang berlangsung), dan future tense (akan berlangsung). Harus diakui tata Bahasa Arab lebih dekat dengan tata Bahasa Inggris ketimbang Bahasa Indonesia.
[4] Silakan merujuk ke buku kami, Ilmu Sharaf untuk Pemula, untuk mendapatkan pembahasan tentang masalah ini.