Memiliki umur yang panjang menjadi harapan setiap orang. Banyak orang yang bersedia mengeluarkan biaya yang tidak sedikit agar tetap muda dan hidup sehat. Meski bagi seorang muslim, yang terpenting bukanlah pada panjangnya umur melainkan untuk apa umurnya digunakan. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah ﷺ:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang umurnya, untuk apa dihabiskan. Tentang ilmunya, apa ia amalkan. Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. Tentang tubuhnya, untuk apa ia gunakan.” (HR Tirmidzi)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Sehingga Syaikh bin Baz Ketika ditanya apa boleh berdoa agar panjang umur, beliau menjawab:
لا حرج في ذلك، والأفضل: أن يقيده بما ينفع المدعو له، مثل أن يقول: أطال الله عمرك في طاعة الله، أو في الخير، أو فيما يرضي الله
Berdoa sepert itu tidak mengapa akan tetapi yang lebih utama apabila ia mengaitkan doanya dengan sesuatu yang bermanfaat bagi orang yang didoakan. Contohnya ia berkata: Semoga Allah memanjangkan umurmu di dalam ketataan kepada Allah atau di dalam kebaikan atau pada apa yang diridhai Allah (Majmu’ Fatawa Bin Baz 8/425)
Dari perkataan Syaik Bin Baz kita memahami bahwa panjangnya umur akan bermanfaat bagi manusia apabila diiringi dengan ketaatan dan keridhaan Allah ﷻ. Artinya, tidak ada gunanya orang yang panjang umur namun umurnya dihabiskan dengan bemaksiat kepada Allah ﷻ.
Ada beberapa dalil dari Al Qur’an dan hadits yang dirangkum oleh Syaikh Abdussalam bin Muhammad Asy Syuwa’ir dalam ceramahnya yang dibukukan dalam kitab kaifa tuthil ‘umraka (bagaimana cara memanjangkan umurmu?). Kami meringkas beberapa amalan yang bisa memanjangkan umur, yaitu:
1. Bertaqwa Kepada Allah ﷻ
قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّي لَكُمۡ نَذِيرٞ مُّبِينٌ أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَيُؤَخِّرۡكُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمًّىۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُۚ لَوۡ كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Nuh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui” (Nuh 2:4)
Seorang hamba apabila bertaqwa kepada Allah dan menjadikan Allah lebih didahulukan di atas semua urusannya dan senantiasa merasa diawasi oleh Allah, takut dengan adzab-Nya dan mengharapkan pahala dari-Nya, maka dengan cara seperti itu Allah akan memanjangkan umurnya.
2. Berbakti kepada kedua orang tua dan doa
لا يَرُدُّ القَضَاءَ إلَّا الدُّعاءُ وَلَا يَزِيْدُ فِي العُمْرِ إلَّا البِرُّ
Tidak ada yang bisa menolak ketetapan Allah selain doa dan tidak menambah umur kecuali berbakti (kepada orang tua) (HR Tirmidzi | Shahih Tirmidzi No. 2139)
Allah ﷻ dengan hikmah-Nya menjadikan segala sesuatu di dunia ini dengan sebab. Allah jadikan anak dengan sebab pernikahan. Kesembuhan dari sakit dengan sebab obat. Begitu juga Allah menjadikan ketetapan-Nya bisa diubah dengan sebab doa. Maka doa bisa menjadi sebab tidak diturunkannya musibah yang ditetapkan untuk orang tersebt. Sebagian ulama mengatakan bahwa maksud dari hadits ini adalah diringankannya musibah yang diturunkan kepada seseorang. Adapun makna dari kalimat “tidak menambah umur kecuali kebaikan” maksudnya adalah berbakti kepada kedua orang tua, keluarga dan seluruh manusia. Sebagian ulama mengatakan bahwa maksud menambah di sini adalah menambah keberkahan pada waktu dan umurnya. Namun, sebagai muslim kita wajib meyakini bahwa masalah ketetapan Allah dan usia ini merubakan urusan yang telah tercatat disisi Allah pada Al Lauh Al Mahfudz. Hanya saja ini adalah perkara tentang sebab dan akibat seperi obat bagi orang sakit dan yang semisalnya.
3. Menyambung Tali Silaturahim
مَن أحَبَّ أنْ يُبْسَطَ له في رِزْقِهِ، ويُنْسَأَ له في أثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Siapa yang suka diluaskan rejekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung tali silaturahim (Muttafaq ‘Alaih)
Menyambung tali silaturahim adalah salah satu amalan utama yang mendekatkan seorang hamba kepada rabbnya. Allah telah memerintahkan manusia untuk menyambungnya dan melarang untuk memutuskannya sebagaimana dalam hadits Rasulullah ﷻ:
لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.” (Muttafaqun ‘alaih)
Yang dimaksud dengan Ar Rahim atau Al Arhaam adalah kerabat dekat, yaitu siapa saja yang memiliki hubungan nasab baik yang menerima warisan ataupun tidak. Semakin dekat nasabnya, maki makin utama untuk disambung tali silaturahimnya.
Makna dari memanjangkan umur di sini adalah Allah berikan kepadanya keberkahan umurnya dan Allah beri taufiq kepadanya untuk emlakukan ketaatan, dan ia menjaga umurnya dengan apa yang bermanfaat untuknya di akhirat dan Allah jaga ia dari penyimpangan. Atau dikatakan juga bahwa yang dimaksud adalah kenangan yang baik di mata manusia setelah kematiannya seakan-akan masih hidup dan belum meninggal dunia. Dikatakan juga bahwa yang dimaksud adalah ajal terbagi dua. Ajal muthlaq dan Ajal muqayyad. Sesungguhnya Allah memerintahkan malaikat untuk menulis ajal manusia. Lalu Allah berfirman: ”Jika ia menyambung silaturahim, engkau tambahkan begini dan begini” dan malaikat tidak tahu apakah usianya bertambah atau tidak. Akan tetapi Allah maha mengetahui segala urusan yang ditetapkan[1]
4. Akhlaq yang Baik Kepada Orang lain dan tetangga
صِلَةُ الرَّحمِ وَ حُسْنُ الخُلُقِ وَ حُسْنُ الجِوَارِ يَعْمُرْنَ الدِّيارَ و يَزِدْنَ في الأَعْمَارِ
Silaturahmi dan akhlak yang baik serta menjalin hubungan yang baik dengan tetangga menambah makmur negeri dan menambah umur (HR Ahmad | Silsilah Shahihah 519)
Hadits ini secara sekilas nampak bertentangan dengan ayat:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٞۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (Al A’raf : 34)
Oleh karena itu, para ulama mengatakan bahwa makna memanjangkan umur di sini ada dua:
1. Ditambah umurnya secara kiasan
Maksudnya ditambahkan keberkahan pada umurnya, Allah jadikan usianya digunakan untuk hal yang bermanfaat, dan Allah jada dari perbuatan sia-sia
2. Ditambah umurnya secara hakiki
Allah benar-benar menambah umurnya berdasarkan isyarat yang bisa kita pahami dari ayat:
يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثۡبِتُۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh) (Ar Ra’d: 39)
Semoga Allah ﷻ memberkahi usia kita dan memudahkan kita dalam mengisi hari-hari kita dengan ketaatan.
[1] https://dorar.net/hadith/sharh/6871