Memahami Bacaan Shalat (6): Doa-doa Ruku’

Saat rukuk kita diperintahkan untuk mengagungkan Allah ﷻ. Rasululah ﷺ bersabda:

فَأَمَّا الرُّكُوْعُ فَعَظِّمُوْا فِيْهِ الرَّبَّ

Adapun ketika rukuk maka agungkanlah Rabb di dalamnya” (HR Muslim No.479)

Do’a Ruku 1

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ

“Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung” (HR. Muslim no. 772)

Atau dengan tambahan seperti berikut ini:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

“Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung dan pujian untuk-Nya” (HR. Abu Daud no.870 [1])

Do’a ini dibaca 3 kali dalam 1 rukuk.

Makna Doa Rukuk 1

Do’a ini mengandung tasbih. Tasbih maknanya adalah membersihkan dan menafikan Allah ﷻ dari semua bentuk aib dan kekurangan. Allah ﷻ Maha Sempurna. Mustahil bagi Allah ﷻ memiliki sifat kekurangan. Kita lah para hamba-Nya yang memiliki banyak kekurangan. Sehingga kita selalu bertasbih dan mengagungkan Allah ﷻ sebagai bentuk pengakuan kita akan kebesaran dan ketinggian sifat Allah ﷻ. Dari pengakuan ini akan lahir kesadaran betapa kecil dan kerdilnya kita di hadapan Allah ﷻ sehingga kita terdorong untuk terus menundukkan wajah kita, menghinakan diri kita, dan menghambakan diri kita hanya untuk Allah ﷻ.

Penjelasan I’rab

Do’a Rukuk 2

سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَا  وَ بِحَمْدِكَ اللّٰهُمَّ اغْفِرْ  لِيْ

Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku (HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484)

Makna Doa Rukuk 2

Do’a ini mengandung tasbih, tahmid dan istighfar. Tasbih adalah pengakuan kita bahwa Allah ﷻ terbebas dari segala bentuk kekurangan. Tahmid adalah pujian dan sanjungan kita kepada Allah ﷻ sebagai bentuk rasa syukur kita atas semua nikmat yang Allah ﷻ berikan kepada kita. Istighfar adalah pengakuan kita atas dosa-dosa yang telah kita lakukan serta permohonan kita kepada Allah ﷻ agar semua dosa kita diampuni.

Penjelasan I’rab

Doa Rukuk 3

اللهم لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، ولَكَ أَسْلَمْتُ، خَشَعَ لَكَ سَمْعِي وَبَصَرِي وَمُخِّي وَعَظْمِي وَعَصَبِيْ

“Ya Allah, hanya untuk-Mu aku rukuk, hanya kepada-Mu aku beriman, dan hanya untuk-Mu aku berserah diri. Pendengaran, penglihatan, otak, tulang, urat sarafku, tunduk kepadamu” (HR Muslim no. 771)

Makna Doa Rukuk 3

Do’a ini menunjukkan totalitas tauhid kita sebagai hamba Allah ﷻ. Dalam doa ini kita mengakui jalan terbaik dalam mensyukuri nikmat berupa pendengaran, penglihatan, dan semua organ tubuh kita yang dengannya kita hidup adalah dengan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada penciptanya.

Penjelasan I’rab

Doa Rukuk 4

سُبُّوحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ المَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ

“Mahasuci, Maha Quddus, Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu Jibril-).” (HR. Muslim no. 487)

Makna Doa Rukuk 4

Doa ini dibaca baik ketika rukuk maupun sujud. Doa ini mengandung makna tasbih, menjauhkan dan membersihkan Allah ﷻ dari semua sifat kekurangan yang tidak sesuai dengan ketinggian sifat-sifat Allah ﷻ. Disebutkan nama malaikat dan Jibril untuk menunjukkan ketinggian dan kesempurnaan Allah ﷻ. Karena malaikat secara umum dan Jibril secara khusus merupkan makhluq Allah ﷻ yang mulia karena senantiasa taat kepada Allah ﷻ. Kalau makhluq-Nya saja mulia, bagaimana dengan penciptanya?

Penjelasan I’rab

Doa Rukuk 5

سُبْحَانَ ذِيْ الجَبَرُوْتِ وَالمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالعَظَمَةِ

“Mahasuci Dzat yang memiliki kekuasaan untuk memaksa dan pemilik segala sesuatu, yang memiliki kesombongan dan keagungan”  (HR Abu Daud no. 873[2])

Makna Doa Rukuk 5

Doa ini mengandung pengakuan kita terhadap kekuasan mutlak Allah ﷻ. Dialah Allah ﷻ yang kekuasaannya meliputi segala sesuatu. Tidak ada seorangpun di muka buma ini yang bisa lepas dari kekuasaan Allah ﷻ. Dialah Allah ﷻ yang memilki semua hal; bumi dan langit beserta semua isinya. Dialah Allah ﷻ yang kekuasaannya tidak terbatas sehingga menjadi satu-satunya yang berhak untuk sombong. Adapun manusia, dengan segala keterbatasan dan kekurangannya sama sekali tidak berhak untuk menyombongkan diri di hadapan manusia. Kita semua kecil di hadapan Allah ﷻ.

Penjelasan I’rab

[1] Dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ No. 4734

[2] Dinyatakan shahih olel Al Albani dalam Shahih Abi Daud